PENATALAKSANAAN KALA III
Persalinan kala I dan II beakhir , maka KALA III akan mulai terjadi.
Pada kasus yang sudah diyakini bahwa ini merupakan persalinan pada kehamilan tunggal, maka antisipasi terhadap jalannya persalinan kala III sudah dipersiapkan menjelang akhir kala II.
Dalam keadaan normal , pada saat “crowning” atau setelah bahu depan lahir, disuntikkan oksitosin intramuskular sebanyak 5 unit. Oksitosin bekerja dalam waktu 2 – 3 menit sehingga penyuntikan ini dapat menurunkan rsiko terjadinya perdarahan pasca persalinan. Bila injeksi dilakukan saat “crowning” maka sisa proses persalinan selanjutnya akan berlangsung tidak secara tergesa-gesa, oksitosin akan menunjuuakn efeknya saat persalinan kala II berakhir sempurna.
Plasenta selanjuytnya akan turun dari segmen bawah uterus seperti bentuknya. Tinggi fundus uteri naik diatas pusat, mengeras .
Setelah plasenta lahir segmen bawah uterus kembali kosong, fundus uteri turun dan mengeras oleh karena mengalami kontraksi.
Melahirkan plasenta dilakukan pada posisi dorsal.
- Tinggi dan konsistensi fundus ditentukan secara baik. Melakukan masase fundus uteri hanya akan menyebabkan kontraksi uterus yang iregular sehinga plasenta hanya terlepas sebagian dan menyebabkan perdarahan.
- Pindahkan klem talipusat mendekati vulva
- Persiapkan wadah plasenta
- Tanda lepasnya plasenta :
- Fundus uteri membulat dan naik
- Sedikit perdarahan
- Talipusat didepan memanjang
- Plasenta yang sudah terlepas dikeluarkan dengan menarik talipusat secara terkendali saat ada kontraksi uterus dan menahan bagian bawah uterus ( maneuver Brandt Andrew )
- Saat plasenta terlihat didepan vulva, dengan kedua telapak tangan lahirkan plasenta dengan gerakan memuntir agar selaput amnion dapat lahir seluruhnya
- Lakukan masase uterus fundus
- Inspeksi vulva dan jalan lahir untuk melihat kemungkinan adanya robekan jalan lahir
- Periksa plasenta
Selasa, 01 September 2009
PERTOLONGAN PERSALINAN KALA II
Pada awal kala II (dilatasi servik lengkap), terdapat reflek meneran dari ibu pada tiap kontraksi uterus.
Tekanan abdomen disertai dengan kontraksi uterus akan mendorong janin keluar dari jalan lahir.
Pada kala II, kemajuan persalinan ditentukan berdasarkan derajat desensus . Pada saat bagian terendah janin berada setinggi spina ischiadica maka dikatakan penurunan pada stasion 0.
Pada primigravida, umumnya kala II berlangsung selama ± 50 menit dan pada multigravida ± 20 menit.
MEKANISME PERSALINAN NORMAL
Selama proses persalinan, janin melakukan serangkaian gerakan untuk melewati panggul [ “seven cardinal movements of labor” ] yang terdiri dari :
- Engagemen
- Fleksi
- Desensus
- Putar paksi dalam
- Ekstensi
- Putar paksi luar
- Ekspulsi
|
|
|
KEMAJUAN PERSALINAN
KEMAJUAN PERSALINANKEMAJUAN PERSALINAN ditentukan oleh :
- Meningkatnya intensitas, frekuensi dan durasi kontraksi uterus ( his ) yang diperoleh dari palpasi abdomen , pemasangan transduser eksterna; atau insersi kateter intra uterin
- Dilatasi servik
Hal yang perlu dicatat saat melakukan vaginal toucher :
- Derajat dilatasi dan pendataran servik
- Ada tidaknya forewater ( selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah )
- Keadaan cairan amnion ( jernih , hijau , kemerahan, kental )
- Posisi dari bagian terendah janin yang diperoleh dari perabaan sutura sagitalis dan perabaan ubun ubun kecil
- Derajat penurunan bagian terendah janin ( bidang hodge atau station )
- Gambar dibawah memperlihatkan adanya kepala janin yang mengadakan fleksi penuh pada posisi oksiput kiri anterior dengan kepala yang hampir engage ( diameter suboccipitobregmatica sedikit diatas pintu atas panggul ), dilatasi servik kira kira 3 jari dan terdapat forewater (selaput ketuban masih utuh .
3. Desensus bagian terendah janin
Diketahui dengan melakukan palpasi abdomen (Leopold III dan IV ) atau dengan palpasi perlimaan :
Palpasi abdomen Leopold IV :
Palpasi perlimaan :
PERSALINAN KALA I
Kala I persalinan pada primigravida berlangsung lebih dari 12 jam , pada multipara biasanya berlangsung sekitar 8 jam. Kecepatan dilatasi servik pada primipara biasanya 1.2 cm per jam dan pada multipara 1.5 cm per jam
Efek peningkatan kontraksi uterus terhadap penampilan ibu bersalin sangat nyata. Ibu akan nampak menderita saat kontraksi uterus. Pada kala I persalinan sering terjadi pecahnya selaput ketuban secara spontan
Perawatan ibu bersalin pada kala I :
- Berikan dukungan, semangat serta kenyamanan ibu bersalin
- Berikan informasi mengenai jalannya proses persalinan
- Lengkapi partogram :
- Periksa nadi, tekanan darah, suhu setiap 4 jam
- Amati frekuensi, durasi dan intensitaskontraksi uterus
- Amati DJJ setiap 15 menit pada kala I (setiap 5 menit pada kala II )
- Bila sudah masuk fase aktif , lakukan pemeriksaan VT setiap 4 jam
- Bahas mengenai kebutuhan anaelgesia dengan ibu bersalin
- Tentukan posisi kepala janin dalam hubungannya dengan panggul
Kala II berawal sejak pembukaan servik lengkap
Kala II pada primipara biasanya berlangsung sekitar 1 jam dan pada multipara lebih singkat lagi.
Kala II dapat dikenali dengan semakin kuatnya dorongan ibu untuk meneran.
Pimpinan persalinan dilakukan bila sudah terjadi “crowning” yaitu dengan terlihatnya bagian kepala janin di vulva dengan diameter sekitar 4 – 5 cm.
DIAGNOSA PERSALINAN
Beberapa minggu menjelang persalinan, intensitas Braxton Hicks contraction semakin meningkat. Pada masa masa itu terjadi pembentukan segmen bawah uterus untuk mengakomodasi bagian terendah janin.
“Lightening” peristiwa yang sering terjadi akibat masuknya bagian terendah janin kedalam pintu atas panggul menyebabkan ibu merasa bahwa pernafasannya menjadi lega namun dibagian bawah abdomen menjadi terasa sakit. Disamping itu, keluhan konstipasi, gangguan miksi dan keputihan menjadi keluhan yang sering disampaikan pada masa pasca "lightening" tersebut.
Saat awal persalinan sulit ditentukan. Proses dilatasi dan pendataran seringkali terjadi sebelum persalinan terutama pada multipara. Pada multipara, tanda show jarang terlihat dan untuk menetapkan awal persalinan seringkali diperlukan waktu yang agak lama.
TRUE LABOR :
- Kontraksi uterus regular
- Terdapat show
- Terjadi dilatasi dan pendataran servik secara progresif
- Rasa nyeri terutama dari perut menjalar ke belakang punggung
- Rasa nyeri tidak hilang dengan pemberian sedasi
FALSE LABOR :
- Kontraksi uterus iregular
- Tidak terdapat show
- Tidak terjadi dilatasi dan pendataran servik
- Rasa nyeri terutama di bagian bawah abdomen
- Rasa nyeri hilang dengan pemberian sedasi
PERSALINAN dan PEMBENTUKAN JALAN LAHIR
Fak.Kedokteran UMJ Jakarta
PERSALINAN
Persalinan adalah proses melahirkan, Sebagai respon dari adanya kontraksi uterus maka terjadilah penipisan segmen bawah uterus, dilatasi servik dan jalan lahir terbentuk yang kemudian diikuti dengan desensus janin untuk keluar melalui panggul.
AKTIVITAS UTERUS
Kapasitas uterus berkurang secara progresif dan dinding uterus menjadi semakin tebal terutama di daerah fundus.
Dengan semakin bertambah majunya persalinan, frekuensi, intensitas, kekuatan dan durasi kontraksi uterus menjadi semakin bertambah . Otot segmen bawah uterus menjadi semakin tipis dan relatif bersifat pasif sehingga terjadilah dilatasi servik.
Persalinan dibagi menjadi 3 tahap :
- Persalinan kala I
- Kala I fase laten : Dilatasi 1 – 3 cm
- Kala I fase aktif : > 4 cm sampai lengkap
- Fase akselerasi
- Fase maksimal dilatasi
- Fase deselerasi
- Persalinan kala II : Pembukaan lengkap sampai lahirnya anak
- Persalinan kala III : Kala pengeluaran plasenta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar