Selasa, 01 Maret 2011

Tes-Tes Darah Hati

Prakata
Suatu langkah awal dalam mendeteksi kerusakan hati adalah suatu tes darah sederhana untuk menentukan kehadiran dari enzim-enzim hati tertentu dalam darah. Dibawah keadaan-keadaan normal, enzim-enzim ini berada dalam sel-sel hati. Namun ketika hati luka, enzim-enzim ini ditumpahkan keluar kedalam aliran darah.



Diantara yang paling sensitif dan digunakan secara luas dari enzim-enzim hati ini adalah aminotransferase-aminotransferase. Mereka meliputi aspartate aminotransferase (AST atau SGOT) dan alanine aminotransferase (ALT atau SGPT). Enzim-enzim ini biasanya terkandung dalam sel-sel hati. Jika hati terluka, sel-sel hati menumpahkan enzim-enzim kedalam darah, menaikan tingkat-tingkat enzim dalam darah dan menandai kerusakan hati.
Definisi Aminotransferase-Aminotransferase

Aminotransferase-aminotransferase mengkatalisasi reaksi-reaksi kimia dalam sel-sel dimana suatu kelompok amino ditransfer dari suatu molekul donor ke suatu molekul penerima. Makanya, namanya "aminotransferases".

Istilah-istilah medis adakalaya dapat membingungkan, seperti dengan kasus enzim-enzim ini. Nama lain untuk aminotransferase adalah transaminase. Enzim aspartate aminotransferase (AST) juga dikenal sebagai serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT); dan alanine aminotransferase (ALT) juga dikenal sebagai serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT). Untuk menyederhanakannya, AST = SGOT dan ALT = SGPT.
Secara Normal, Dimana Adanya Aminotransferase-Aminotransferase ?

AST (SGOT) normalnya ditemukan dalam suatu keanekaragaman dari jaringan termasuk hati, jantung, otot, ginjal, dan otak. Ia dilepaskan kedalam serum ketika satu saja dari jaringan-jaringan ini rusak. Contohnya, tingkatnya didalam serum naik dengan serangan-serangan jantung dan dengan kelainan-kelainan otot. Ia oleh karenanya bukan suatu indikator yang sangat spesifik dari luka hati.

ALT (SGPT), berlawanan dengannya, normalnya ditemukan sebagian besar di hati. Ini bukan dikatakan bahwa ia berlokasi secara eksklusif dalam hati namun bahwa ia ada dimana ia paling terkonsentrasi. Ia dilepas kedalam aliran darah sebagai akibat dari luka hati. Ia oleh karenanya melayani sebagai suatu indikator yang cukup spesifik dari keadaan (status) hati.


Tingkat-Tingkat Normal Dari AST Dan ALT

Batasan normal dari nilai-nilai untuk AST (SGOT) adalah dari 5 sampai 40 unit per liter serum (bagian cair dari darah).

Batasan normal dari nilai-nilai untuk ALT (SGPT) adalah dari 7 sampai 56 unit per liter serum.
Arti Dari Kenaikkan AST Dan ALT

AST (SGOT) dan ALT (SGPT) adalah indikator-indikator yang sensitif dari kerusakan hati dari tipe-tipe penyakit yang berbeda. Namun harus ditekankan bahwa tingkat-tingkat enzim-enzim hati yang lebih tinggi dari normal tidak harus secara otomatis disamakan dengan penyakit hati. Mereka mungkin atau mereka bukan berarti persoalan-persoalan hati. Interpretasi (penafsiran) dari tingkat-tingkat AST dan ALT yang naik tergantung pada seluruh gambaran klinis dan jadi adalah terbaik dilakukan oleh dokter yang berpengalaman dalam mengevaluasi penyakit hati.

Tingkat-tingkat yang tepat dari enzim-enzim ini tidak berkorelasi baik dengan luasnya kerusakan hati atau prognosis. Jadi, tingkat-tingkat AST (SGOT) dan ALT (SGPT) yang tepat tidak dapat digunakan untuk menentukan derajat kerusakan hati atau meramalkan masa depan. Contohnya, pasien-pasien dengan virus hepatitis A akut mungkin mengembangkan tingkat-tingat AST dan ALT yang sangat tinggi (adakalanya dalam batasan ribuan unit/liter). Namun kebnyakan pasien-pasien dengan virus hepatitis A akut sembuh sepenuhnya tanpa sisa penyakit hati. Untuk suatu contoh yang berlawanan, pasien-pasien dengan infeksi hepatitis C kronis secara khas mempunyai hanya suatu peningkatan yang kecil dari tingkat-tingkat AST dan ALT mereka. Beberapa dari pasien-pasien ini mungkin mempunyai penyakit hati kronis yang berkembang secara diam-diam seperti hepatitis kronis dan sirosis.
Penyakit-Penyakit Hati Yang Menyebabkan Tingkat-Tingkat Aminotransferase Abnormal

Tingkat-tingkat AST dan ALT yang paling tinggi ditemukan dengan kelainan-kelainan yang menyebabkan kematian yang banyak dari sel-sel hati (nekrosis hati yang ekstensif). Ini terjadi pada kondisi-kondisi seperti virus hapatitis A atau B kronis , kerusakan hati yang jelas yang ditimbulkan oleh racun-racun seperti dari suatu overdosis (kelebihan dosis) dari acetaminophen (nama merk Tylenol), dan runtuhnya sistim peredaran yang lama (shock) ketika hati dirampas/dicabut dari darah segar yang membawa oksigen dan nutrisi-nutrisi. Tingkat-tingkat serum AST dan ALT pada situasi-situasi ini dapat mencakup dimana saja dari sepuluh kali batasan-batasan normal atas sampai ke ribuan unit/liter.

Kenaikan enzim-enzim hati dari ringan sampai sedang adalah hal yang biasa. Mereka seringkali secara tak terduga ditemukan pada tes-tes screening darah rutin pada individu-individu yang jika tidak adalah sehat. Tingkat-tingkat AST dan ALT pada kasus-kasus semacam ini biasanya ada diantara dua kali batas-batas normal atas dan beberapa ratus unit/liter.

Penyebab yang paling umum dari kenaikan-kenaikan yang ringan sampai sedang dari enzim-enzim hati ini adalah fatty liver (hati berlemak). Di Amerika, penyebab hati berlemak yang paling sering adalah penyalahgunaan alkohol. Penyebab-penyebab lain dari fatty liver termasuk diabetes mellitus dan kegemukan (obesity). Hepatitis C kronis juga sedang menjadi suatu penyebab yang penting dari kenaikan-kenaikan enzim hati yang ringan sampai sedang.

Obat-Obat Yang Menyebakan Tingkat-Tingkat Aminotransferase Abnormal

Serombongan besar dari obat-obat dapat menyebabkan tingkat-tingkat enzim hati yang abnormal. Contoh-contoh termasuk:

* Obat-obat penghilang sakit seperti aspirin, acetaminophen (Tylenol), ibuprofen (Advil, Motrin), neproxen (Narosyn), diclofenac (Voltaren), dan phenybutazone (Butazolidine).
* Obat-obat anti-epilepsi seperti phenytoin (Dilantin), valproic acid, carbamazepine (Tegretol), dan phenobarbital.
* Antibiotik-antibiotik seperti tetracyclines, sulfonamides, isoniazid (INH), sulfamethoxazole, trimethoprim, nitrofurantoin, dll.
* Obat-obat penurun kolesterol seperti "statins" (Mevacor, Pravachol, Lipitor, dll) dan niacin.
* Obat-obat kardiovaskuler seperti amiodarone (Cordarone), hydralazine, quinidine, dll.
* Obat-obat anti-depresi dari tipe tricyclic.

Dengan kelainan-kelainan enzim hati yang disebabkan obat, enzim-enzim biasanya menjadi normal kembali berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah menghentikan obat-obat.
Penyebab-Penyebab Yang Lebih Tidak Umum Dari Tingkat-tingkat Aminotransferase Abnormal

Penyebab-penyebab yang lebih tidak umum dari enzim-enzim hati abnormal di Amerika termasuk hepatitis B kronis, hemachromatosis, penyakit Wilson, kekurangan alpha-1-antitrypsin, celiac sprue, penyakit Crohn, radang borok usus besar, dan hepatitis autoimun. Meskipun tidak seumum seperti hepatitis C, hepatitis B dapat menyebabkan penyakit hati kronis dengan enzim-enzim hati abnormal yang terus menerus.

Hemachromatosis adalah suatu kelainan genetik (diturunkan) dimana ada suatu penyerapan yang berlebihan dari zat besi makanan yang menjurus pada akumulasi besi dalam hati dengan peradangan dan luka parut hati yang dihasilkannya.

Penyakit Wilson adalah suatu kelainan yang diwariskan dengan akumulasi tembaga yang berlebihan dalam bermacam-macam jaringan-jaringan termasuk hati dan otak. Tembaga di hati dapat menjurus pada peradangan hati kronis, dimana tembaga dalam otak dapat menyebabkan gangguan-gangguan psikiatris dan motor.

Kekurangan Alpha-1-antitrypsin adalah suatu kelainan yang diwariskan dimana kekurangan dari suatu glycoprotein (carbohydrate-protein complex) yang disebut alpha-1-antitrypsin menjurus pada penyakit paru kronis (emphysema) dan pada penyakit hati.

Hepatitis autoimun berasal dari luka hati yang ditimbulkan oleh antibodi-antibodi dan sistim pertahan tubuh sendiri yang menyerang hati.

Celiac sprue adalah suatu penyakit usus kecil dimana seorang pasien mempunyai alergi pada gluten (zat perekat dalam ketan) dan mengembangkan gas, kembung, diare, dan pada kasus-kasus yang lanjut malnutrisi. Pasien-pasien dengan celiac sprue dapat juga mengembangkan tingkat-tingkat ALT dan AST abnormal yang ringan.

Penyakit Crohn dan radang borok usus besar adalah penyakit-penyakit dengan peradangan usus-usus yang kronis. Pada pasien-pasien ini peradangan hati (hepatitis) atau saluran-saluran empedu (primary sclerosing cholangitis) juga dapat terjadi, menyebabkan tes-tes hati yang abnormal.

Jarang, enzim-enzim hati abnormal dapat menjadi suatu tanda dari kanker hati. Kanker yang timbul dari sel-sel hati disebut hepatocellularcarcinoma atau hepatoma. Penyebaran kanker-kanker ke hati dari organ-organ lain (seperti usus besar, pankreas, lambung, dll) disebut metastatic malignancies (penyakit-penyakit berbahaya metastatik).

Mengevaluasi Orang Sehat Untuk Kenaikan Yang Ringan Sampai Sedang Dari Tingkat-Tingkat Aminotransferase

Evaluasi dari pasien-pasien sehat dengan enzim-enzim hati abnormal perlu dibuat perorangan. Seorang dokter mungkin meminta data tes darah dari catatan-catatan lama untuk perbandingan. Jika catatan-catatan lama tidak tersedia, dokter mungkin mengulang tes-tes darah dalam waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan untuk melihat apakah kelainan-kelainan ini tetap berlaku. Dokter akan mencari faktor-faktor risiko untuk hepatitis B dan C termasuk paparan-paparan seksual, sejarah transfusi-transfusi darah, penggunaan obat yang dapat disuntikan, dan paparan secara pekerjaan pada produk-produk darah. Suatu sejarah penyakit hati keluarga mungkin meningkatkan kemungkinan dari penyakit-penyakit yang diwariskan/diturunkan seperti hemachromatosis, penyakit Wilson, atau kekurangan alpha-1- antitrypsin.

Pola dari kelainan-kelainan enzim hati dapat menyediakan petunjuk-petunjuk yang bermanfaat pada penyebab penyakit hati. Contohnya, kebanyakan dari pasien-pasien dengan penyakit hati alkoholik mempunyai tingkat-tingkat enzim yang tidak setinggi tingkat-tingkat yang dicapai dengan virus hepatitis akut dan AST cenderung berada diatas ALT. Jadi, pada penyakit hati alkoholik, AST biasanya berada dibawah 300 unit/liter dimana ALT biasanya dibawah 100 unit/ liter.

Jika alkohol atau obat bertanggung jawab untuk tingkat-tingkat enzim hati abnormal, menghentikan alkohol atau obat (hanya dibawah supervisi dokter) harus membawa tingkat-tingkat enzim ke tingkat-tingkat normal atau mendekati normal dalam waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan. Jika kegemukan dicurigai sebagai penyebab fatty liver, pengurangan berat dari 5% sampai 10% harus juga membawa tingkat-tingkat enzim hati ke tingkat-tingkat normal atau mendekati normal.

Jika enzim-enzim hati abnormal tetap berlaku meskipun pantangan dari alkohol, pengurangan berat badan dan penghentian obat-obat yang dicurigai yang tertentu, tes-tes darah dapat dilakukan untuk membantu mendiagnosis penyakit-penyakit hati yang dapat dirawat. Darah dapat diuji untuk kehadiran dari virus-virus hepatitis B dan C dan antibodi-antibodi mereka yang berhubungan. Tingkat-tingkat darah dari besi, kejenuhan besi, dan ferritin (pengukuran lain dari jumlah besi yang disimpan dalam tubuh) biasanya meningkat pada pasien-pasien dengan hemachromatosis. Tingkat-tingkat darah dari suatu senyawa yang disebut ceruloplasmin biasanya berkurang pada pasien-pasien dengan penyakit Wilson. Tingkat-tingkat darah dari antibodi-antibodi tertentu (anti- nuclear antibody atau ANA, anti-smooth muscle antibody, dan anti-liver and kidney microsome antibody) meningkat pada pasien-pasien dengan hepatitis autoimun.

Ultrasound dan CAT scan perut adakalanya digunakan untuk mengeluarkan atau meniadakan tumor-tumor dalam hati atau kondisi-kondisi lain seperti batu-batu empedu atau tumor-tumor yang menghalangi saluran-saluran yang mengaliri hati.

Biopsi hati adalah suatu prosedur dimana sebuah jarum dimasukkan melalui kulit diatas perut kanan bagian atas untuk memperoleh suatu helai yang tipis dari jaringan hati untuk diperiksa dibawah sebuah mikroskop. Prosedur seringkali dilakukan setelah studi ultrasound telah melokalisir hati. Tidak setiap orang dengan enzim-enzim hati abnormal perlu suatu biopsi hati. Dokter akan biasanya merekomendasikan prosedur ini jika 1) informasi yang diperoleh dari biopsi hati akan mungkin bermanfaat dalam merencanakan perawatan, 2) dokter perlu mengetahui luas dan parahnya peradangan/kerusakan hati, atau 3) untuk mengevaluasi keefektifan perawatan.

Biopsi hati adalah paling bermanfaat dalam mengkonfirmasikan suatu diagnosis dari suatu kondisi yang berpotesi dapat dirawat. Penyakit-penyakit hati yang berpotensi untuk dirawat ini termasuk hepatitis B dan C kronis, hemachromatosis, penyakit Wilson, hepatitis autoimun, dan kekurangan alpha-1-antitrypsin.
Memonitor Tingkat-Tingkat Aminotransferase

Apa yang biasanya paling bermanfaat adalah uji serial (berturut-turut) dari AST (SGOT) dan ALT (SGPT) melaui waktu untuk menentukan apakah tingkat-tingkatnya naik, tetap stabil, atau turun. Contohnya, pasien-pasien yang menjalani perawatan untuk hepatitis C kronis harus dimonitor dengan tes-tes enzim hati serial. Mereka yang merespon pada perawatan akan mengalami penurunan tingkat-tingkat enzim hati ke tingkat-tingkat normal atau medekati normal. Mereka yang mengalami kekambuhan hepatitis C setelah penyelesaian perawatan akan biasanya mengembangkan tingkat-tingkat enzim hati abnormal kembali.
Enzim-Enzim Hati Lainnya

Disamping AST dan ALT, ada enzim-enzim lain termasuk alkaline phosphatase, 5'-nucleotidase ("5 prime" nucleotidase), dan gamma-glutamyltranspeptidase (GGT) yang seringkali diuji untuk penyakit hati.

Kita telah membatasi pertimbangan dari enzim-enzim hati ini pada AST dan ALT karena mereka secara biokimia berhubungan satu dengan lainnya dan, yang lebih penting, mereka adalah dua enzim-enzim yang paling bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar